perahu berlabuh pada sandinya
perlahan meriakan keruhan air di tepi dermaga
bagaimana kita hidup bagai manusia
yang berakhir pada pelabuhan ketiadaan raga

Tak Mengerti (musibah)



                Aku tak mengerti tentangNYA.
Karenanya (perihal), aku mencari makna, arti, dan tujuan kehidupanku.
Aku tak mengerti apa kehendakNYA
Karenanya (perihal) dengan segala keterbatasanku, aku selalu berusaha untuk bersyukur
Aku tak mengerti seperti apa rencanaNYA
Karena dengan ketentuaNYA, maka apapun menjadi apapun
Ketidakmengertianku adalah satu, dengan usaha, dan pasrah.

                Manusia memang makhluk yang ingkar untuk bersyukur. Bahkan ketika ia mendapat kenikmatan, atau ketika mencela Tuhan saat mendapat cobaan. Aku adalah orang yang lalim, yang selalu mengoceh kepada orang lain tentang agama, Tuhan, dan sikap. Namun, selalu juga aku tak melaksanakannya. Pun aku, selalu kurang untuk mensyukuri apa yang sudah ada dan bisa aku nikmati.
                Keberadaan benda hanyalah semu dan sementara. Sedikitnya menjadi sok dewasa boleh lah, hehe. Kejadian sabtu 14/4/12 di kosan, memberikan peringatan agar  lebih waspada dan bersyukur. Motor “macan” kesayangan dipinjam tanpa pamit oleh orang tak dikenal. Mau marah tak bisa, mengamuk apalagi. Kewajiban melapor kepada polisilah yang bisa dilakukan. Namun melihat kondisi polisi yang seperti sekarang, pesimis
aku.
                Harta hanyalah titipanNYA. Tak ada yang abadi kecuali DIA. Bukan bermaksud menjadi sok dewasa, hanya saja, aku; sebagai korban; berusaha ikhlas dan pasrah dengan kejadian ini. Ini adalah pertanda, ini adalah peringatan, ini adalah bentuk cintaNYA kepadaku. Setidaknya aku memaknainya demikian.
                Sujud syukur alhamdulillah fisikku masih utuh dan sehat, entah jika mental (haha). Kedua orang tuaku masih sehat walafiat, kakakku masih bekerja di international sos (rumah sakit), dan adikku masih bersiap untuk UAN SMP, aku sendiri, masih menjadi mahasiswa UI dengan teman- teman yang solid, kamar kosan yang hangat, laptop dan beberapa barang elektronik yang masih menyala. Sungguh nikmat apalagi yang kita ingkari? Masalah kehilangan motor hanyalah lebih besar sedikit dari masalah keseharian, namun masih lebih kecil daripada masalah yang dihadapi orang lain di sekitar kita. Kehilangan beberapa belas juta tak akan sebanding dengan apa yang dimaksudkanNYA. Aku percaya bahwa Allah mencintai umatNYA yang bertaqwa dan berhusnudzon kepadaNYA. Sesungguhnya musibah sudah maktub. Insya Allah

1 komentar: