Satu Kisah untuk Dikenang
Kehidupan.
Satu kata banyak arti. Akan semakin banyak ketika kehidupan ini diisi oleh
berbagai macam hal. Senang, sedih, bahagia, tertawa. Manis, pahit, tersenyum,
menangis. Banyak hal yang sebenarnya menjadikan kehidupan ini sangat berarti
untuk dilakoni, pun lebih manis saat mengingatnya. Kehidupan ini tidaklah se linear yang kita
sangka kawan, kehidupan ini berliku, dan terlampau terjal jika kita melakoninya
hanya bersama bayangan kita. Terlalu pilu ketika kita mengisinya dan tak
melihat siapupn di samping kanan kiri kita. Untuk itulah kita membutuhkan
pendamping, dalam artian bukan lain jenis sebagai pasangan hidup, melainkan
orang- orang yang tidak berhubungan darah dengan kita namun menganggap kita
sebagai keluarga. Orang-orang inilah yang disebut sebagai sahabat hidup.
Keluarga, rumah tempat kita dibutuhkan.
Gue
sendiri punya, orang- orang yang disebut sebagai sahabat ini. Tidak hanya
terbatas pada lingkungan perkuliahan, rumah, atau organisasi. Beberapa orang-
orang yang gue sebut sebagai sahabat ini
adalah pengawas gue. Yak! Penampar gue ketika gue salah bertindak. Mereka
adalah orang- orang hebat yang sering kali kehadirannya gue lupain akibat
terlena dalam zona nyaman gue. Yah, terkadang ketika kita berada dalam zona
nyaman, apa pun sering kita lupakan asalkan diri kita udah nyaman. Tapi
beberapa tahun belakangan, saat kita berada di kota masing- masing dan
terpisah, rasa nyaman kita sendiri tidak pernah bisa ngalahin zona nyaman waktu
kumpul bareng sahabat.
UGM.
Seorang Laki- laki. Mencoba hidup dalam perantauan yang minim jarak dengan
rumah, namun kaya dengan usaha. Maniak Bola. Jarang pulang, sangat berhemat
dalam pengeluaran dan mungkin cenderung pelit (hehehe). Loyal dalam usaha,
pekerja keras, dan usaha jualan pulsanya semenjak SMA masih eksis. Penulis yang
handal karena sering banget nongol di Soccer.
Pemikir sejati masa depan muda, tapi cuman sebagai konseptor (sorry Mbah). Ilmu
Pemerintahan adalah pilihan dalam menempuh sarjananya. Berbadan tinggi besar,
tapi kacamata tebal. Ketika kami liburan bareng di Bali dan bertemu bule di
pantai, dia dipanggil “Big Bear” sama bule. Hahaahaa.
Seorang
anak hitam berrambut keriting dan perutnya di depan. Anak sepasang guru di SMA
kami, dan sedang giat- giatnya kuliah (bermalasan di kosan) di UNY. Gak ada
tampang artis tapi sok ngartis. Hidupnya masih sejahtera dan belum mikirin
duit. Hobinya abstrak tapi giat. Cukup enak kalau dimintai tolong (dipaksa)
beliin makanan jikala ngumpul bareng.
Pernah
gue punya teman dari kelas 1-5 SD. Cukup dekat dan akrab, sampai pertengahan
tahun kedua kelas 5 dia menghilang entah kemana. Waktu itu gue ngira dia pindah
gara gara di kelas gue prkatekin cara berantem yang gue tiru dari komik.
Hahaha. Ternyta dia pindah ke Tangerang. Konyol memang kalau di kenang. Sampai
waktu pendaftaran siswa baru SMA, tiba- tiba dia telpon dan akan melanjutkan di
SMA di kota gue, Kebumen. Kecil badannya, namun kuat mentalnya. Kadang sampai
kuatnya, dia ga sadar kalo dia salah dan gak mau diingatkan. Hahaha. Tekad yang
hebat serta jujur membawanya sampai ke manado, sebagai abdi negara. IPDN.
Spirit of Java. Solo.
Temen gue yang satu ini adalah korban ketidaksampaian obsesi ke Akmil (hehehe,
jangan marah sob). Akibat tahun pertama gagal mendapat tempat di akmil gara-
gara kurang tinggi badan (padahal badannya kaya kuli), banting stir lah dia ke teknik
informatika di UNS. Orang ini sangat bisa gue andalkan kalau punya masalah yang
harus diselesaikan. Teteg, sigap, dan
kerja cepat. Sayangnya ini orang terperangkap dalam lika- liku cinta masa lalu.
Hahaha.
To be continued......
Semarang,
Solo, Yogyakarta, Surabaya, Manado, Jakarta.
6 kota tempat perantauan kami (gue di Jakarta). Terpisah jarak, namun
satu energi. Ideologi kami berbeda- beda, namun kami bersama. UNDIP, AKPOL,
UNS, UGM, UNY, ITS, UI, IPDN. Berbeda uiversitas, satu jiwa, satu tujuan, demi
pencapaian diri yang lebih sukses dan berjumpa untuk mengingat momen yang
menakjubkan. FOR ALL OUR GAIN, AND OUR PAIN, THEN WE WILL CRY TOGETHER,
REMEMBER THE PAST. THE GOLDEN MOMENT WE WALKED TOGETHER.
Dedicated for : La
Ode Hishar, Zidni Husnirofik, Taufik
Febriyanto, Dimas Adi Putra, Himawan Candra H, Samsul Rizal, M Doddy Airlangga.PEOPLE WHO LOVE ME
MORE
0 komentar:
Posting Komentar